Notification

×

Iklan

Iklan

Kasus Covid-19 Meningkat, Kabupaten/Kota Diminta Tekankan Prokes dan Tingkatkan Kemampuan Tangani Pasien

Senin, 25 Januari 2021 | 19:30 WIB Last Updated 2022-05-27T16:54:50Z
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memimpin rapat koordinasi dengan Bupati dan Walikota terkait upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Provinsi Sumut, Senin (25/1/2021).


DALTONEWS.COM, MEDAN – Peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) kembali terjadi dalam dua pekan terakhir. Hal ini dinilai merupakan dampak dari berkurangnya kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) saat akhir tahun lalu hingga awal tahun 2021.

Rata-rata jumlah penambahan konfirmasi Covid-19 pada 14 hari terakhir sebesar 85,3 kasus per hari. Walau sempat menurun pada pertengahan Januari, penambahan kasus Konfirmasi terus meningkat dengan 88 kasus pada 24 Januari 2021. Karena itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta kabupaten/kota untuk kembali memperkuat Prokes dan fasilitas kesehatan.

“Kondisi saat ini sangat memprihatinkan, bukan hanya di Sumut, tetapi juga Indonesia. Bayangkan, di Jakarta ada pasien Covid-19 yang harus di rawat di kursi roda, tidak di tempat tidur lagi karena tempat tidur perawatan sudah habis. Di Medan rumah sakit juga sudah hampir penuh, jadi kabupaten/kota perlu tingkatkan Prokes dan kemampuan merawat pasien, tidak semua dikirim ke Medan,” kata Edy Rahmayadi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 bersama Bupati dan Walikota di Provinsi Sumut secara virtual di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Medan, Senin (25/1).

Pada Rakor virtual tersebut Edy Rahmayadi juga meminta setiap kepala daerah membuat langkah yang nyata dalam pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19. Menurutnya, beberapa bulan terakhir berbagai daerah di Sumut telah menurun kedisiplinannya dalam mencegah penyebaran Covid-19.

“Saya harap kepala daerah memahami kondisi saat ini, kita perlu ambil langkah yang konkret. Lakukan kembali hal-hal seperti saat pertama kita terkena wabah ini, jangan kendur. Saya yakin, bila bersama kita bisa melewati ini,” jelas Edy.

Per tanggal 24 Januari, kasus di Kota Medan sudah mencapai 9.927 dengan pertambahan kasus baru 56 orang, sedangkan Deliserdang 2.527 kasus dengan pertambahan kasus 15 orang. Ini membuat Edy Rahmayadi cukup prihatin, karena Medan lebih sering dijadikan muara bagi daerah untuk perawatan penanganan pasien Covid-19.

“Lakukanlah penyekatan, lakukan perawatan di daerah, bisa dikirim ke sini (Medan) bila kondisinya berat, kita akan siapkan perawatannya. Bayangkan di Medan ada pasien dari seluruh kabupaten/kota di Sumut, bahkan dari Aceh, Riau, Kalimantan, kita khawatir RS di Medan tidak cukup kapasitasnya karena melihat pertambahan kasus yang cukup signifikan 14 hari terakhir,” kata Edy Rahmayadi.

Selain peningkatan Prokes 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilisasi, Edy Rahmayadi berpesan agar memperhatikan Bed Occupancy Rate (tingkat kemanfaatan tempat tidur) dengan meningkatkan kapasistas tempat tidur di RS rerata 30-40%. Menurunkan angka kematian dengan cara tidak terlambat dalam melakukan test PCR dan tes PCR bagi seluruh Tenaga Kesehatan (Nakes) setiap dua minggu sekali.

Edy Rahmayadi juga berpesan agar kabupaten/kota laksanakan program vaksinasi termasuk pendataan, sosialisasi dan menyiapkan dana. “Diminta kepada Bupati/Walikota memastikan ketersediaan dana untuk proses vaksinasi masing-masing sebesar 4% dan dana DAU (Dana Alokasi Umum) dan bagi hasil yang diterima dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Terkait vaksin, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit menambahkan saat ini vaksin masih diutamakan untuk tenaga kesehatan (Nakes). Setelah itu, gelombang berikutnya adalah masyarakat dengan risiko tinggi seperti Polisi, Aparatur Sipil Negara yang banyak berhubungan dengan masyarakat, pegawai bank dan lainnya.

“Belum ke masyarakat secara langsung, kita masih menunggu informasi selanjutnya. Sekarang diutamakan kepada Nakes, setelah itu kelompok masyarakat yang berisiko tinggi dan kemudian yang berisiko rendah,” tegas Alwi, saat video conference.

×
Berita Terbaru Update