Notification

×

Iklan

Iklan

Dinkes Paluta Gencarkan Aksi Program Stop BABS di Desa Hambulo

Kamis, 01 Juli 2021 | 17:17 WIB Last Updated 2022-05-27T16:54:19Z

Foto: Kabid Binkesmas Emmi Sari Pohan bersama petugas kesehatan dan personil TNI membantu warga dalam pembangunan jamban sehat didesa Hambulo, kecamatan Halongonan, Kamis (01/07).(Istimewa)


Daltonews.com, Paluta - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) semakin gencar melakukan sosialisasi gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Kali ini, pihak Dinkes kabupaten Paluta fokus melakukan sosialisasi dan aksi gerakan stop BABS didesa Hambulo, kecamatan Halongonan.

Kepala Dinas Kesehatan dr Sri Prihatin Harahap melalui Kabid Binkesmas Emmi Sari Pohan menyebutkan untuk saat ini pihaknya sudah mulai fokus bergerak bersama masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam aksi nyata mewujudkan program stop BABS.

“Saat ini kita meminimalkan teori dan memaksimalkan aksi nyata program stop BABS,” ujarnya saat meninjau langsung dan membantu warga dalam pembuatan jamban sehat di desa Hambulo, kecamatan Halongonan, Kamis (01/07).

Katanya, untuk sosialisasi dan pemicuan program stop BABS sebelumnya sudah dilaksanakan yang hasilnya cukup memuaskan dengan antusias dan kemauan yang tinggi dari masyarakat sekitar.

Lanjutnya, dari 197 kepala keluarga (KK) didesa Hambulo, ada sekitar 46 KK yang belum memiliki jamban dan setelah diberikan pemahaman dan sosialisasi, seluruh masyarakat mau dan mendukung untuk pembuatan jamban sebagai langkah program stop BABS.

“Alhamdulillah seluruh masyarakat sangat antusias dan mau bergotong royong untuk membuat jamban masing-masing,” terangnya.

Emmi menambahkan, Kegiatan stop BABS yang merupakan pilar utama program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)  bisa dilakukan dengan berbagai upaya dan sumber dana yang ada, salah satunya adalah anggaran dana desa (ADD) sehingga capaian universal akses tahun 2023 dapat tercapai.

“Pihak pemerintah desa Hambulo juga sangat mendukung program stop BABS dengan memberikan bantuan dan subsidi berupa bahan material, dan proses untuk pembangunan jamban warga dilakukan oleh masyarakat bersama TNI dan tenaga dari pihak Dinkes secara bergotong royong,”  terang Emmi.

Kondisi ini tentu menjadi salah satu titik fokus Dinkes Kabupaten Paluta agar angka jumlah desa stop BABS terus menerus dari tahun ke tahun dapat ditingkatkan sehingga program nasional Indonesia bebas Open Defecation Free (ODF) atau stop BABS dapat terwujudkan 100% di tahun 2023.

Menurutnya, program stop BABS yang dilaksanakan di Desa Hambulo ini adalah salah satu pilar pertama dari pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan wujud dari pembangunan kesehatan di desa, yakni berhasil menerapkan pola hidup sehat dengan Stop BABS ditengah masyarakat.

“Dukungan dari pemerintah desa, petugas kesehatan, TNI melalui Babinsa dan seluruh elemen masyarakat dengan segala jerih payahnya dalam upaya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sebagai desa yang masyarakatnya mempunyai kesadaran untuk buang air besar di jamban, sehingga terbebas dari BAB sembarangan menjadi hal utama dalam menyukseskan program ini,” tambahnya.

Sebab katanya, perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dapat merugikan orang yang bersangkutan, keluarga dan orang lain serta dapat mempengaruhi kejadian penyakit menular diantaranya penyakit diare, thypoid dan penyakit menular lainnya.

Dijelaskannya, Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan dan pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan yang juga bisa menjadi salah satu penyebab kasus stunting.

Untuk itu, pihaknya terus berupaya mengimbau masyarakat untuk Stop BABS, caranya menyediakan atau membuat jamban sehat dan langkah ini sebagai upaya memutuskan mata rantai penularan penyakit serta dapat menciptakan lingkungan bersih dan sehat yang diikuti dengan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga pencegahan kasus stunting pun dapat dilakukan sejak dini.

“Aksi program Stop BABS didesa Hambulo ini juga diharapkan bisa memicu masyarakat desa lain, melakukan perubahan perilaku sehat yaitu perilaku tidak buang air besar sembarangan,” harapnya.

Senada, Kepala Puskesmas Hutaimbaru Herviani menyampaikan ucapan terimkasih kepada pihak terkait dalam kerja samanya sehingga Desa Hambulo dapat bergotong royong untuk mewujudkan keluarga sehat dan terbebas dari buang air besar sembarangan.

“Pada saat pandemi Covid-19 kita harus slalu menjaga kesehatan dan kebersihan yaitu salah satunya adalah tidak buang air besar sembarangan. Alhamdulillah masyarakat sudah menyatakan dan mau bekerjasama bahwa desa Hambulo 100% telah siap untuk stop buang air besar sembarangan” ujarnya.

Pantauan, turut hadir dalam aksi stop BABS di desa Hambulo, kecamatan Halongonan antara lain Kabid Binkesmas Emmi Sari Pohan bersama sejumlah petugas dari Dinkes Paluta, Kepala Puskesmas Hutaimbaru Herviani , Babinsa TNI AD Pendi Siregar serta masyarakat desa Hambulo yang bergotong royong dalam pembangunan jamban sehat bagi warga.(Ar)

×
Berita Terbaru Update