Notification

×

Iklan

Iklan

Berakhir Damai, Pria yang Memviralkan Video di Puskesmas Siunggam Minta Maaf dan Mengaku Khilaf

Kamis, 12 Mei 2022 | 10:31 WIB Last Updated 2022-05-27T16:53:09Z

Foto : Rahmad Safri Silitonga bersama Camat, Kepala Puskesmas, Bidan Penolong, Kepala Desa dan Babinsa berfoto bersama mengakhiri kasus video viral di Puskesmas Siunggam, Rabu (11/05/2022).

PADANG LAWAS UTARA - Pria yang marah-marah dalam video siaran langsung dan viral di media sosial Facebook beberapa hari yang lalu dengan memperlihatkan kondisi pelayanan di Puskesmas Siunggam, Kecamatan Padang Bolak Tenggara, melakukan permintaan maaf kepada Puskesmas Siunggam dan masyarakat.

Permintaan maaf tersebut dilakukan langsung di Puskesmas Siunggam dan dengan melakukan video siaran langsung dengan akun Facebook yang sama, pria tersebut mengaku khilaf telah membuat video tersebut.

"Saya Rahmad Safri Silitonga meminta maaf kepada masyarakat karena telah melivekan video di Puskesmas Siunggam itu hanya kekhilafan semata, dari hati kecil saya pun tidak niat kemana-mana lagi (menuntut), saya meminta maaf kepada masyarakat dan kepada Puskesmas Siunggam," ucapnya dikutip dari video siaran langsung yang dilakukan di akun Facebook Ansor Silitonga, Rabu (11/05/2022).

Dalam Konferensi Pers yang dilakukan di Puskesmas Siunggam, Kepala Puskesmas Siunggam drg. Firly Harahap ketika di konfirmasi terkait video viral tersebut kembali menegaskan bahwa jam pelayanan Puskesmas hanya sampai pukul 14.00 Wib setiap hari Senin - Sabtu.

"Puskesmas Siunggam bukan Puskesmas Rawat Inap, pelayanan sampai jam 2 siang, makanya tidak ada lagi terlihat petugas diruang pelayanan, namun untuk persalinan 24 jam dan ada petugasnya, yang terlihat di video adalah ruang pelayanan lain seperti poli gigi yang tentunya sudah tidak ada orang karena jam pelayanan sudah berakhir," ujar Firly.

Firly menambahkan, pihaknya tidak ada menelantarkan pasien, ia menjelaskan sekitar pukul 11.00 Wib pasien tersebut sudah menerima penanganan medis dari petugas medis hingga selesai melahirkan.

"Pada pukul 11.00 Wib saya menyarankan pasien kembali ke ruang tindakan dan saya VT ternyata sudah pembukaan 5, saya menyarankan pasien tetap berjalan. Kemudian kami pun bercerita seperti biasa. Kemudian pada pukul 12.15 Wib pembukaan 7 longgar, jadi saya sarankan untuk mengambil tindakan dengan pemasangan cairan RL kosong kemudian menyuntikkan B12 2 ampul, sambil terpasangnya infus. Kemudian pada pukul 13.20 Wib pasien melahirkan anak pertama, jenis kelamin perempuan dan berat badan 4,2 kilogram, tinggi badan 49 cm, setelah bayi lahir saya selaku Bidan menyarankan ke pasien (keluarga) agar bersabar karena kondisi bayi tersebut sudah meninggal," ucap Firly membacakan keterangan yang disampaikan oleh bidan penolong.

Namun, saat masa observasi pasca melahirkan, pasien tersebut tiba-tiba merasakan penglihatannya yang berkurang hingga akhirnya meninggal dunia.

"Ketika hectingan terakhir atau jahitan terakhir pasien berbicara bahwa pandangannya kabur, saya berbicara kepada pasien agar menaburkan minyak kayu putih ke hidung pasien. Pada pukul 14.30 Wib saya melihat kesadaran pasien dan saya menensi pasien 80/70 kemudian saya menyarankan kepada keluarga untuk dirujuk, sembari menunggu mempersiapkan pasien untuk dirujuk, dan menunggu pengganti sopir ambulance saya menensi kembali 70/60. Melihat kondisi pasien semakin menurun saya memeriksa tanda vital sign (tensi) ternyata tanda vital sign sudah tidak ada (pasien sudah meninggal dunia)," baca Firly lebih lanjut berdasarkan keterangan bidan penolong.

Firly juga mengungkapkan rasa duka citanya kepada keluarga pasien dan meminta maaf karena pihaknya dinilai kurang maksimal dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat.

"Kami mengucapkan turut berdukacita atas meninggalnya pasien ibu dan bayinya, kami sudah melakukan pelayanan semaksimal mungkin, namun tuhan berkehendak lain, semoga keluarga yang di tinggalkan diberikan ketabahan," pungkasnya.(Ar)

×
Berita Terbaru Update