Notification

×

Iklan

Iklan

Dinas Kesehatan Paluta Tangani 12 Orang Penderita HIV/AIDS

Jumat, 20 Mei 2022 | 15:43 WIB Last Updated 2022-05-27T16:53:07Z

Foto : dr Afrida Henny Simamora Kabid P2P Dinas Kesehatan Paluta (Istimewa).

PADANG LAWAS UTARA - Salah satu penyakit menular dan mematikan yang sering didengar, yaitu HIV/AIDS. HIV/AIDS adalah penyakit yang biasa tertular akibat pergaulan bebas yang salah satu contohnya yaitu hubungan seks bebas, penggunaan narkoba yang menggunakan satu jarum suntik secara bersamaan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dr Sri Prihatin Harahap melalui Kabid P2P dr Afrida Henny Simamora didampingi Dewi Sartika Siregar sebagai pemegang program HIV/AIDS menyebutkan, sebanyak 12 kasus HIV/AIDS tercatat di Dinas Kesehatan.

“Satu orang penderitanya ditemukan pada tahun 2022, sedangkan 11 orang lainnya merupakan penderita yang sudah kita tangani dalam beberapa tahun belakangan ini. Jumlah itu sesuai laporan dari seluruh pusat pelayanan kesehatan yang ada di setiap Kecamatan di Paluta,” ujar Afrida, Jumat (20/05/2022).

Ia mengatakan, sebenarnya ada 2 kasus yang ditemukan pada tahun 2022 ini, namun satu kasus penderita HIV/AIDS yang ditemukan meninggal dunia.

Ia menambahkan, sebagian besar penderita merupakan warga yang tinggal diluar daerah dan terjangkit HIV/AIDS didaerah tempat ia berdomisili dan saat sudah terjangkit, penderita pulang kampung ke daerah Paluta.

“Ada 8 orang penderita laki-laki dan 4 orang perempuan yang semuanya merupakan orang dewasa. Sebagian besar mereka sudah terjangkit saat di perantauan dan setelah sakit baru kembali ke daerah Paluta untuk menjalani pengobatan,” terangnya.

Seluruh penderita HIV/AIDS tersebut mendapat penanganan serta pengawasan pihak Dinkes Paluta yang memberikan penanganan medis serta memberi arahan agar orang sekitar penderita tidak terjangkit kasus yang sama.

Untuk penanganan awal dari segi medis, pihak Dinkes memberikan obat kepada penderita yang bertujuan untuk menekan angka pertumbuhan virus didalam tubuh penderita.

“Untuk menemukan penderita penyakit HIV/AIDS ini cukup sulit. Karena si penderita cenderung berpikiran apabila orang lain tahu akan penyakit yang dideritanya, penderita merasa malu dan menganggap penyakit tersebut adalah aib serta sebagian lagi tidak percaya terhadap hasil diagnosa sehingga tidak mau menjalani pengobatan serta melakukan kontrol kepada kita,” jelasnya.

Sebab katanya, Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS dan sejatinya AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV yang pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Afrida juga menyebutkan bahwa untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS membutuhkan penanganan yang serius. Untuk itu, guna menanggulanginya tidak cukup hanya dari pihak Dinkes, Komisi Penanggulangan HIV/AIDS atau aktivis peduli HIV/AIDS saja, namun harus melibatkan semua lapisan masyarakat.

“Kami menghimbau bila mana ada kecurigaan terhadap penyakit HIV/AIDS, maka segeralah melakukan pemeriksaan secara sukarela. Bisa langsung datang ke rumah sakit atau puskesmas yang sudah bisa melakukan pemeriksaan dan bila ada laporan terkait kasus HIV/AIDS ini, kita akan segera melakukan tindakan guna memberikan penangan medis secepatnya sekaligus memberikan arahan untuk menekan angka penularannya," ungkapnya.

Bila memang sudah dinyatakan positif terinfeksi, maka ikutilah pengobatan dengan baik dan berobatlah Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS, akan tetapi ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

Ia juga meminta masyarakat agar tidak memberikan stigma negatif terhadap penyakit ini dan jangan mengucilkan penderita HIV/AIDS, sebab banyak dari penderita merupakan korban.(Ar)

×
Berita Terbaru Update